- Berikut ini adalah
uraian tentang gambaran ‘cinta’ yang mudah-mudahan bisa memotivasi agar
ikhlas terhadap kejadian yang sudah dialami
- (1) Hidup Adalah Pilihan
Jika
iblis dan setan hanya dihadapkan pada 1 pilihan yakni
pembangkangan/penggodaan, malaikat pun hanya dihadapkan pada 1 pilihan
yakni ketaatan, maka manusia dihadapkan kepada 2 pilihan. "Dan Kami
telah menunjukkan kepadanya dua jalan". (Q.S. 90 : 10). Ada pilihan
jalan baik dan buruk, kanan atau kiri, mulus atau gradagan. "maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya". (Q.S.
91 : 8).
Bagaimanapun, terasa betapa indah dan mulianya
menjadi sosok manusia yang lebih tertantang menempuh jalan pilihan.
KARENA PILIHAN ITULAH MENJADIKAN MANUSIA SEMAKIN CERDAS. Dengan pilihan
itulah mengakibatkan manusia melakukan continuous improvement.
So,
perubahan tak bisa dihindari. Akan ada dan mesti ada. Walau sedikit
demi sedikit, bertahap, dimulai dari yang sederhana, tanpa di-ntar besok
lusa-kan, namun sangat bermakna. Thus, tuk meraih semua itu perlu
dilandasi sifat ikhlas kepada Dzat Yang Menggerakkan setiap insan.
- (2) Model-model Cinta
Tidak
ada yang salah dengan cinta, karena ia karunia Allah yang diberikan
kepada setiap insan. UNTUK MEMPEROLEH CINTA YANG DIRIDHOI ALLAH, KITA
AKAN MENGALAMI BEBERAPA PROSES CINTA. Bisa berkali-kali, hitam-putih,
atau tak kunjung jua mendapatkannya, tetapi akhirnya langsung menemukan
cinta yang benar-benar cinta.
Model-model cinta tersebut
hanyalah variasi proses belaka. Yang jelas, kita harus menyerahkan
tentang cinta itu kepada Allah. Biarlah Allah yang mengatur, membimbing,
dan menentukan cinta untuk kita. Jalanilah yang ada dengan niat baik,
berusaha, dan berdo’a serta bertawakkal pada-Nya.
- (3) Tahta Cinta (Jatah & Quota Cinta)
Memang
cinta bertahta dalam hati. Ketulusan cinta terpancar dari hati. Biarlah
hati yang mengangguk. Memberikan jawaban. Karena tiap manusia dikasih
hati, jadi jangan takut gak kebagian cinta. Jatah cinta selalu ada.
ALLAH MENYEDIAKAN CINTA MELEBIHI QUOTA. Pada gilirannya cinta itu kan
kau jelang... (
- (4) Air Cinta
Dengan
air (ma'/water), bumi tumbuh subur menghasilkan banyak rizki (QS 2:22).
Semua jenis hewan (daabbah) pun berasal dari air (QS 24:45). Water
berasal dari bumi tempat kita berpijak. Ia menguap/naik ke langit,
menggumpal, mencair, dan menjadikan hujan. Sementara bulan (qomar/moon)
hanyalah benda langit yang gelap tak bercahaya tanpa mendapatkan
pantulan sinar matahari ke bumi. Tak ada air. Tak ada sumber kehidupan.
So...
"Air adalah sumber kehidupan. Berasal dari bumi dan
kembali lagi ke bumi. Ia laksana cinta. CINTA SEMAKIN DICARI, SEMAKIN
TIDAK DITEMUKAN, KARENA CINTA TIDAKLAH JAUH. Cinta ada di lubuk hati. Di
tempat kita berpijak. Biarkan cinta hadir dengan jati dirinya, apa
adanya...". (Ustadz AMC)
- (5) Ketulusan Cinta
Sebagai
bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, Dia memberikan ujian dan
cobaan. Banyaknya ujian dan cobaan menunjukkan ke-Maha Rohman Rohim-an
Allah. Begitupun dengan ‘cinta’. Untuk meraih ketulusan cinta dibutuhkan
pengorbanan, tanpa pernah bosan, tak pernah mundur teratur dan balik
kanan, serta selalu melibatkan Allah. Cinta yang tulus adalah cinta yang
didasari karena Allah.
Ketulusan itu sendiri membutuhkan
proses dalam menembus dimensi ruang dan waktu. ALANGKAH BAHAGIANYA ORANG
YANG PERNAH MERASAKAN KETIDAKTULUSAN CINTA, PENDUSTAAN CINTA, PENODAAN
CINTA, DAN PENGHIANATAN CINTA, KARENA DENGAN BEGITU DIA AKAN MEMAHAMI
APA ARTI KETULUSAN CINTA SEKALIGUS AKHIRNYA AKAN MENEMUKANNYA.
Meski
cinta yang tulus cuma 1 dari seribu bahkan sejuta, namun bukan berarti
‘GAK ADA’. Meski sangat sulit meraih cinta yang tulus, tapi cinta itu
akan menghampiri dan bertahta. Selama ‘hati’ masih ada, selama itulah
cinta yang tulus masih eksis. Cinta yang bukan sementara. Bukan sekedar
cinta kemarin atau hari ini. Namun cinta yang berdimensi ke depan.
Dunia-akhirat. Endless love....
- (6) Sentuhan ‘Zikir-zikir Cinta’
Kesucian
hati karena disirami dengan zikir. Ia akan mentransformasi-kannya ke
dalam pikiran. Ketulusan cinta datangnya dari hati. Cinta adalah sosok
yang tegar, komit, konsisten, sabar, ngegemesin, unik, sekaligus luchu.
Ia sosok yang bisa menempatkan diri, mau dibawa ke manapun, dan tetap
loyal.
KARENA CINTA ADA DI HATI, IA PUN PERLU DISIRAMI DAN
DI-MAINTAIN DENGAN SENTUHAN ‘ZIKIR-ZIKIR CINTA’ OLEH SI EMPUNYA CINTA.
Jika tidak demikian, variabel-variabel cinta akan nongol dan ikut
nimbrung… (Ustadz AMC)
- (7) Masa Uji Berlaku Cinta
Cinta
hanyalah makhluk. Begitupun the lovers. Ia bersifat fana. Hanya khalik,
Sang Pemberi Cinta yang kekal. Abadi. Meski terbatas dimensi ruang dan
waktu, ya Allah izinkanlah paling tidak masa uji berlaku ketulusan cinta
adalah dunia-akhirat...
- (8) Kualifikasi Cinta
Cinta
sesama manusia mengenal variabel-variabel cinta. Memandang
instrumen-instrumen cinta yang terlalu sarat dengan gelayut-gelayut
potensi ketidakabsahan cinta. Terlalu sesak dengan
kualifikasi-kualifikasi yang bisa menodai cinta. Terlalu rumit dengan
aksesoris menuju kepalsuan cinta.
CINTA PADA ALLAH, TANPA SYARAT, TANPA EMBEL-EMBEL. ASLI, LILLAHITA’ALA...
"...tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu...". (Q.S. 49 : 7)
Ketika
Allah menganugerahkan cinta yang tulus, sambutlah... barangkali ia
hadir tanpa test menawarkan keserasian, iman yang mengakar di hati, dan
lolos kualifikasi keridhoan Allah...
- (9) Kejiwabesaran Cinta
Cinta
yang tulus membutuhkan pengorbanan, meski harus mengorbankan diri cinta
itu sendiri. Cinta harus siap-siap rela kehilangan orang yang
dicintainya mencintai orang lain.
Yang cinta tahu, bahwa
cinta sejati mengenal ‘kejiwabesaran cinta’, tatkala cinta harus tetap
tersenyum dan turut berbahagia pada orang yang dicintai. Cinta sejati
pun bisa bilang bahwa "kebahagiaan cinta tatkala kamu bahagia dengan
orang lain".
Ini bukanlah kekalahan, namun kemenangan yang
sejati, karena CINTA MASIH CINTA, CINTA TETAP CINTA MESKI TAK BISA
MEMILIKI. Cinta merasa bahagia bisa mengantarkan orang yang dicintai ke
gerbang kesuksesan, saat yang dicintai mereguk kebahagiaan.
- (10) Kebohongan Cinta
Jika
cinta hanya sebatas ucapan memang bisa saja lidah tak bertulang.
Ketulusan cinta bersumber dari hati yang tidak bisa dibohongi dan
diwujudkan dengan realita seperti rasa care dan berkorban. Laki-laki
yang gentle adalah yang tidak main-main, tidak hanya untuk pacaran
semata, Tetapi dengan tegas untuk melamar dan menikahi... dan cintanya
dilandasi karena allah, penuh dengan keridhaan-Nya...
- (11) Pembunuhan Cinta
Tiap
insan tidak dapat terlepas dari cinta, karena memang berhak tuk
mendapatkannya. Cinta pun berhak dan pantas bersemayam dan bertahta di
hati. KETIKA KITA BERTEKAD, BERJANJI BAHKAN BERSUMPAH UNTUK TIDAK LAGI
BERURUSAN DENGAN CINTA, BERARTI KITA MENUTUP RUANG CINTA UNTUK HATI
KITA. Dengan kata lain, kita membunuh ‘cinta’ yang jelas-jelas polos dan
tak bersalah untuk menunjukkan eksistensinya.
However,
cinta adalah anugerah Allah yang sama-sama makhluk-Nya. Sebagai Dzat
Pemberi cinta, sudah seharusnya kita merengkuh cinta-Nya sehingga cinta
yang benar-benar cinta bisa kita raih...
- (12) Ke-gentle-an Cinta
Ke-gentle-an
cinta nampak saat lamaran dikumandangkan sebagai keseriusan dalam
memasuki mahligai pernikahan. Bila tidak demikian, orientasi dan
juntrungan cinta tak tentu arah. Tidak jelas pertanggung-jawabannya.
Sementara masa-masa ‘pacaran’ adalah masa eksploitasi sekaligus ekspresi
perasaan yang sarat dengan pertanyaan tentang ketulusan sekaligus
kelebayan cinta, mengagungkan cinta sekaligus mencampakkannya, dan
kejujuran cinta sekaligus perlidah-tak-bertulangan cinta bak roman
picisan.
Saat lalui persimpangan, liku-liku, dan
warna-warni cinta, itu hanyalah sekelumit episode dalam pedewasaan
cinta. Dari sinilah seleksi ke-gentle-an cinta dipertaruhkan. Kita
memang akan bertemu dengan ketidaktepatan, kepalsuan dan kesementaraan
cinta sebelum meraih keabsahan cinta, kesetiaan cinta. Jangankan masih
masa penjajagan, atau masa pendalaman, atau ‘masa tunangan’, H-1 bahkan
detik-detik sebelum menikah pun cinta bisa pudar, bias, atau tidak
terpaut.
Saat mengalami ‘putus cinta di batas kota’ dan
merasakan kegagalan cinta, kerapkali membuat hati gundah gulana,
mengurung diri, trauma, tidak mau makan minum, kesal, marah dan
menyalahkan ‘hakikat’ cinta. Padahal orang yang sedang dipikirkan yang
membuat sebel sedang ‘memadu kasih’ dengan orang lain. Dalam kondisi
ini, kita dihadapkan kepada 3 model yaitu, berusaha comeback untuk
melanjutkan lagi titian cinta, berusaha mendapatkan yang baru, atau off
dari pergulatan dan peredaran cinta.
Walaupun cinta
memiliki kesamaan dengan dunia dan isinya yang sama-sama makhluk, fana,
binasa, namun cinta masih memiliki ruang dan kesempatan sebelum bumi
berguncang. Kesempatan mendapat-kan cinta yang tulus masih terbuka
lebar.
YANG TERPENTING ADALAH RASA IKHLAS KETIKA CINTA YANG
TULUS BELUM KITA RAIH. BAHKAN TETAP BERDO’A DAN SUPPORT AGAR ORANG YANG
KITA CINTAI YANG TELAH MEMBUAT KITA TERLUKA BISA MENEMUKAN ORANG LAIN
YANG LEBIH COCOK, SESUAI JALUR. JIKA DEMIKIAN, MAKA KITA AKAN
MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK BAHKAN YANG TERBAIK, SEHINGGA SAMA-SAMA
MEREGUK KEBAHAGIAAN WALAU TIDAK MENYATU, BERADA DI TEMPAT YANG BERBEDA.
THUS, SAMA-SAMA TERSENYUM MERAIH CINTA DALAM NAUNGAN ANUGERAH CINTA-NYA
ALLAH…
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar ikhlas dalam menghadapi kenyataan hidup, seperti :
- (1) Mohon ampun, bertaubat, dan melakukan perbaikan. Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran.
Allah
berfirman, "Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan
dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan)
agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang
yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang
beriman pahala yang besar", (Q.S. 4 : 146).
Mengadakan
perbaikan berarti berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk
menghilangkan akibat-akibat yang jelek dan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan.
- (2) Latihan untuk ikhlas, yang penting ada keinginan dan komitmen.
Tentang ikhlas dan tidak menyekutukan Allah bisa dilihat seperti pada Q.S. 2 : 165, 40 : 14, 98 : 5, 112 : 1-4.
Nabi
bersabda, "....sesungguhnya Allah SWT tidak menerima amal itu, kecuali
amal dari orang yang ikhlas dan yang mengharap keridhoan-Nya", (H.R. Abu
Dawud dan Nasa’i).
Tetap berusaha dan berlatih untuk
menjadi orang yang ikhlas. Salah satu caranya adalah dengan tidak
terlalu memaksakan diri agar berjodoh dengan laki-laki itu, dan
mengikhlaskan laki-laki itu berjodoh dengan wanita lain.
Allah
berfirman, "Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang
telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya", (Q.S. 18 : 103-104).
- (3) Selalu bersabar, karena setiap ujian apapun adalah berita gembira bagi orang yang bersabar.
- (4) Ambilah hikmah dari kejadian tersebut dan jadikan pelajaran berharga.
Di balik ujian ada kenikmatan terpendam yang Allah berikan.
Allah
berfirman, "…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui", (Q.S. 2 :
216).
- (5) Selalu berdo’a kepada Allah dengan penuh pengharapan dan keyakinan agar selalu diberikan jalan, kemudahan, dan rasa ikhlas.
Do’a yang bisa diamalkan seperti :
"...Robbi
auzi’ni an-asykuro ni’matakallati an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa
an a’mala sholihan tardhohu wa adkhilni bi rohmatika fi ‘ibadikash
sholihin", "Ya Robb-ku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat
Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku
dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh", (Q.S. 27
: 19).
"Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika
wa ana a’lamu wa astaghfiruka lima la a’lamu", "Ya Allah, aku memohon
perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku
mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang
tidak aku ketahui", (H.R. Ahmad).
"Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari kekufuran, kefasikan, kemunafikan dan riya", (H.R. Hakim).
"Ya
Allah, sesunggguhnya aku mohon kepada-Mu pengampunan, keselamatan dan
keyakinan di dunia dan di akherat kelak", (H.R. Muslim).
Mudah-mudahan
Allah memberikan perlindungan, karunia dan keberkahan-Nya, sehingga
Mbak dapat selalu ikhlas dan tetap yakin bahwa ‘cinta’ yang diridhoi
Allah akan diraih bersama terbitnya mentari pagi…
"...Robbi auzi’ni an-asykuro ni’matakallati an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala sholihan tardhohu wa adkhilni bi rohmatika fi ‘ibadikash sholihin", "Ya Robb-ku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh", (Q.S. 27 : 19).
"Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lamu wa astaghfiruka lima la a’lamu", "Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui", (H.R. Ahmad).
"Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari kekufuran, kefasikan, kemunafikan dan riya", (H.R. Hakim).
"Ya Allah, sesunggguhnya aku mohon kepada-Mu pengampunan, keselamatan dan keyakinan di dunia dan di akherat kelak", (H.R. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar