LOVE STORY
Selamat datang semua para pengunjung setia CATATAN blog.
Semoga kebahagiaan selalu menyertai anda dan diberi kelimpahan karunia
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sudah lama tidak update artikel, kali ini saya
coba menulis lagi sesuatu yang sudah lama sebenernya mau saya share di
sini, tapi berhubung kesibukan jadi tidak sempat terus, tapi tenang aja,
sekarang karena sudah sempat maka tulisan ini kami persembahkan untuk
anda yang selalu memahami arti cinta dan kebahagiaan.
Ini adalah sebuah cerita cinta
yang bermakna sangat dalam bagi kehidupan baik itu saya maupun mungkin
untuk anda. Mengapa saya menyebutnya begitu, karena jika anda menyayangi
orang yang saat ini ada dihati anda, tentunya anda tahu bagaimana
memaknai arti cerita ini.
Judul : Love Story (Cerita Cinta)
Penulis : haries naza
Penulis Asli Cerita : HARIES NAZA
LOVE STORY
Kisah
ini berawal dari pertemuan seorang wanita dengan lelaki yang sama-sama
sedang melaksanakan sebuah kegiatan kemah. Jin itulah nama lelaki
sedangkan Sinta nama wanita tersebut. Mereka berbeda sekolah tetapi
karena memang kegiatan kemah bakti tersebut dilaksakan secara serempak
oleh semua SMA maka mereka akhirnya sama-sama bertemu di perkemahan
tersebut.
Letak tempat kemah Jin dan Sinta tersebut sebenarnya
cukup jauh, tetapi karena mereka sering apel pagi bersama seluruh siswa,
akhirnya tatapan-tatapan kecilpun tidak terhindari. Perlahan Jin mulai
berani mendekati Sinta jika ada waktu senggang istirahat. Tetapi belum
berani untuk berkenalan, Jin hanya tersenyum kecil jika lewat didepan
Sinta. Akhirnya setelah beberapa kali bertemu dan saling melempar
senyum, mereka berkenalan.
"Hei, hari ini panas banget ya?"
"Iya panas nih, mungkin karena gunung ini udah gundul kali ya, makanya panas."
"Anyway, kita belum kenalan kan? Nama aku Jin. Nama kamu siapa?"
"Namaku Sinta"
Begitulah proses perkenalan mereka yang sangat singkat tersebut akhirnya membuat keduanya semakin dekat dari hari kehari.
"Sin, klo kegiatan ini udah kelar, kita masih bisa ketemu lagi ga ya?" Tanya Jin.
"Aku juga ga tau Jin, tetapi klo emang kita ga bisa ketemu lagi, gimana?" Jawab Sinta.
"Yang pasti aku bakal kehilangan kamu banget" Jin terlihat sedih dengan mengatakan hal tersebut.
Begitulah
malam keakraban mereka lalui dengan kesedihan karena kemah akan usai
besok dan mereka akan segera kembali kerumah masing-masing.
Esok
hari pun tiba, saat dimana mereka harus segera persiapan untuk pulang.
Jin yang masih merasakan sedih akhirnya memiliki niat untuk menembak
Sinta untuk dijadikannya seorang pacar, agar mereka bisa terus bertemu
jika keduanya telah sama-sama sudah kembali kerumah. Didekatinya Sinta
yang saat itu sedang mengepak pakaiannya.
"Boleh ngomong sebentar ga?" Jin mendekat.
"Boleh, ngomong aja Jin, ada apa?" Sinta berdiri dan mendekat ke Jin yang ada di luar camp.
"Tapi ga disini, bisa kita kedepan sebentar?"
"Oh, yaudah yuk!"
Mereka
berdua kedepan camp dan disitulah Jin mengatakan bahwa dia saya kepada
Sinta. Akhirnya mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih karena
Sinta ternyata juga menyukai Jin.
Dengan bertukar no handphone dan alamat rumah, mereka berharap akan bisa menjalin hubungan yang langgeng nantinya.
============================================================================
Kegiatan
camp sudah berlalu sekitar 2 hari, Sinta dan Jin juga seperti biasa
melakukan aktifitasnya masing-masing dengan tetap saling menjaga
komunikasi mereka berdua.
Sejak hari pertama mereka sampai
dirumah, Jin sudah main kerumah Sinta. Dia juga berkenalan dengan orang
tuanya yang terlihat sangat ramah kepada Jin.
"Tau ga aku bawa apa?" Tanya Jin
"Bawa apaan sih, kok repot-repot?" Sinta seakan melarang Jin membawa sesuatu.
"Merem dulu dong, nanti baru aku kasih surprisenya"
"Oke, deeehhh..."
"SURPISEEEEE....!!!"
"Ya ampun Jin kok sampe segitunya sih" Jawab Sinta yang terlihat bahagia karena dibawakan sebuah bonek pink yang lucu.
Begitulah kejadian hari pertama yang sangat berkesan untuk keduanya karena sudah 2 hari sejak camp mereka tidak bertemu.
Sejak hari pertama itulah Jin menawarkan Sinta untuk menjemputnya tiap hari jika berangkat kesekolah.
Mereka
tersenyum bahagia setiap hari karena bertemu dan bercanda bersama. Rasa
sayang dan cinta semakin dalam mereka rasakan satu sama lain. Sampai
dengan hari ke 56 mereka bersama atau tepatnya hampir 2 bulan bersama
memadu kasih dan cinta berdua. Tidak lupa Jin juga selalu membawa sebuah
boneka tiap hari mereka bertemu.
Walaupun mereka berdua selalu
bersama dan terlihat bahagia, sedikitpun Jin tidak pernah mengatakan
"Aku Sayang Padamu" kepada Sinta. Sinta-pun merasa semakin lama tidak
nyaman karena hal tersebut.
Suatu ketika saat Jin main kerumahnya, Sinta berkata kepada Jin.
"Jin, kamu sayang ga sih sama Sinta?"
"Ehmm, Aku....aku pulang dulu ya, ini bonekanya buat kamu"
"Lho kok malah pulang"
Sinta
tidak habis pikir, kenapa Jin tidak mau mengatakan sayang kepada
dirinya. Saat ditanya sayang atau ga, malah Jin bergegas pulang. Sampai
terbesit dalam pikiran Sinta, apakah Jin tidak serius sayang kepada dia
ya?
Lalu tiba akhirnya Sinta yang akan merayakan hari ulang
tahunnya yang ke 17 tahun, dan besar harapan Sinta agar Jin bisa datang
ke hari tesebut. Karena ini merupakan hari yang sangat penting bagi
dirinya, Sinta berpikir tentu Jin akan memberikan sebuah surprise yang
sangat indah sepanjang hidupnya.
Ulang tahun Sinta jatuh 2 hari lagi, dirinya terlihat selalu bahagia saat bersama dengan Jin.
"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum terus"
"Ah ga pa2 kok, cuma seneng aja"
"Oh"
Begitulah
Jin yang terlihat sangat dingin menjawab kebahagiaan Sinta. Lalu tiba
saatnya ulang tahun Sinta yang ke 17 yang tepat jatuh pada hari minggu.
Dengan mengenakan sebuah gaun pesta yang cantik, Sinta menyambut semua
tamu undangan yang pada sore itu datang kerumahnya, karena memang
acaranya berlangsung pada sore hingga malam.
Sudah pukul 8 malam,
Jin belum terlihat datang di pesta ulang tahun Sinta. Dia mulai cemas
dan berpikir sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada Jin.
Waktu
terus berjalan, dan semua tamupun telah pergi karena acara telah usai.
Sinta semakin cemas dan tidak karuan karena Jin tidak kunjung tiba. Dia
mencoba menelpon ke no handphone Jin tetapi tidak aktif.
Dengan
perasaan campur aduk, Sinta terus menunggu Jin yang belum datang
tersebut. Sembari berdoa dia juga berpikir, "Apa Jin lupa hari ulang
tahunku?" begitulah yang dipikirkan oleh dirinya.
Pagi pun tiba,
Sinta yang saat itu tertidur di sofa depan tidak menemukan Jin datang
pada malam hari ulang tahunnya. Sembari menangis karena kecewa akhirnya
Sinta segera mandi dan bergegas berangkat kesekolah.
Hari itu Jin
tidak terlihat menjempur Sinta seperti biasanya. Merasa aneh dan seakan
masih kurang percaya Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, dia akhirnya
memutuskan untuk mampir kesekolah Jin terlebih dahulu sebelum berangkat
kesekolahnya.
Sesampainya di sekolah, apa yang Sinta temukan?
ternyata Jin sedang bercanda dengan teman-teman wanitanya sembari
tertawa seakan mereka akrab satu sama lain. Sinta yang melihat
pemandangan yang menyakitkan tersebut akhirnya mendekati mereka dan
marah kepada Jin.
"Oh jadi gini ya kelakuan kamu selama ga sama aku?"
"Si..Sinta?"
Dengan
marah Sinta segera bergegas pergi meninggalkan mereka. Anehnya Jin
tidak mengejar Sinta yang marah karena peristiwa tersebut. Sinta yang
menangis saat itu seakan tidak diperdulikan oleh Jin.
Seharian
dari sepulangnya Sinta dari sekolah, hanya menangis karena sakit hati
kepada Jin. Dari pagi sampai malam dia hanya menangis terus menerus
dengan masih terpikir peristiwa tadi pagi saat Jin bersama dengan wanita
lain.
Sudah berkali-kali Jin menelpon tetapi Sinta mengabaikan
panggilan dari Jin tersebut dan berjanji tidak akan pernah mau lagi
bertemu dengan Jin sampai kapanpun.
Lalu selang beberapa jam, bel
sepeda motor berbunyi dari luar rumah Sinta. Sinta yang saat itu memang
belum tidur mendapat pesan singkat yang berbunyi "Tolong kamu keluar
sebentar Sinta, aku mau ngomong sama kamu".
Sinta yang memang
sangat mencintai Jin akhirnya tidak menolak untuk keluar rumah untuk
menemui Jin yang saat itu berada diluar rumah.
"Mau apa lagi kamu?! ga puas kamu udah nyakitin aku hari ini" Tegas Sinta dengan nada tegas dan marah.
"Aku mau minta maaf sama kamu" Jawab Jin dengan nada lemah.
"Maaf kata kamu?! kamu ga sadar sudah buat aku sakit seperti ini?!"
"Sinta, aku...mau ngasih ini ke kamu...."
Jin
membawa sebuah boneka besaaaar sekali yang tidak biasanya boneka yang
dia berikan kepada Sinta. Tetapi Sinta semakin marah besar kepada Jin.
"Buat apa lagi kamu bawain boneka lagi ke aku? apa dengan membawa boneka itu, aku akan memaafkan kamu Jin? TIDAAAAKKK....!!!"
Dengan merebut bonek yang dipegang oleh Jin, dibuangnya kejalan boneka tersebut.
Dengan perasaan sedih Jin kaget dan perlahan berjalan menuju ke boneka tersebut berniat mengambilnya.
Tiba-tiba
terdengar dari jarak jauh sebuah mobil yang melaju kencang mengarah ke
Jin yang tepat berada ditengah sedang mengambil boneka tersebut.
Lalu...."BRAAAKKK...!!!!" Jin tertabrak dan Sinta berteriak,
TIDAAAAAKKKK....!!! JIIIINNNN.....!!!
Mobil tersebut
menghempaskan tubuh Jin sampai beberapa kilometer. Jin meninggal dunia
seketika karena pendarahan pada bagian kepalanya. Sinta seketika itu
pingsan dan orang-orang yang berada disekitar segara mengamankan tubuh
Jin yang sudah tidak bernyawa lagi.
Jin telah tiada, hanya sebuah
kenangan Sinta akan kepedihan yang tidak akan pernah kembali untuk
selamanya. Sinta merasa sangat bersalah karena dirinya lah yang
menyebabkan kematian orang yang paling dia sayangi.
Lalu sembari
menangis, dia kembali mencoba mengenang semua kenangan indah bersama
dengan Jin. Dilihatnya sekeliling kamar sambil meneteskan air mata,
kamar yang penuh dengan boneka-boneka pemberian Jin. Dengan bertambah
sedih Sinta memeluk boneka tersebut erat-erat, tiba-tiba "I LOVE YOU..."
"I LOVE YOU..."
"hah?" Sinta kaget...
Dari perut boneka
tersebut berbunyi "I LOVE YOU" Lalu Sinta mulai memencet perut boneka
lainnya lalu, "I LOVE YOU" semakin tidak percaya dipencet lah semua
perut boneka pemberian dari Jin yang berjumlah 59 boneka tersebut.
Semakin deras air mata Sinta, "kenapa aku ga sadar klo selama ini Jin
selalu ingin mengatakan cinta kepadaku lewat boneka-boneka yang ia
berikan kepadaku?"
Lalu Sinta mengambil boneka yang paling besar
dan merupakan boneka yang ke-60 pemberian Jin kepada dirinya sebelum
jin meninggal. Dipencetnya pula perut dari boneka tersebut. Lalu
terdengarlah rekaman suara Jin, dia mengatakan seperti ini"
"Sudah 60 hari kita bersama Sinta, tetapi sampai hari ini pun aku belum bisa mengatakan kata cinta
kepadamu. Tiap hari aku berharap bahwa boneka ini bisa mewakili kata
cintaku tersebut untuk dirimu, tetapi ternyata kamu tidak pernah
menyadarinya. Aku tahu bahwa aku adalah seorang pengecut, tetapi yang
perlu kamu tahu kalau aku....cinta....kamu sampai akhir hayatku"
Begitulah
rekaman suara Jin yang dia berikan sesaat sebelum Jin kecelakaan dan
merenggut dirinya. Sinta menangis dan tidak pernah akan mendapatkan
kembali sosok Jin yang ternyata sangat-sangat mencintainya.
------------------------------------------ SELESAI ------------------------------------------
Jika
anda cinta dan sayang kepada kekasih anda, jaga ya mereka jangan sampai
mereka sakit hati. Karena kita akan merindukannya saat dia sudah tidak
ada lagi bersama kita. Semoga cerita ini bisa membuat anda menghargai
apa itu arti sebuah cinta terindah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar